
PurbalinggaNews – Para pemuda penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang tergabung dalam organisasi Mata Garuda Jawa Tengah (MG Jateng), akhir pekan lalu (19/3) telah melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Limbasari, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Pubalingga, tepatnya di balai desa setempat. Acara yang mengundang para pembatik setempat ini juga sekaligus sebagai launching Muda Berprestasi. Muda Berprestasi sendiri merupakan buah gagasan dari MG Jateng yang bergerak di bidang sosial, dalam upaya mencerdaskan lapisan masyarakat agar tidak tertindas oleh kemajuan zaman serta teknologi.
Pada kegiatan tersebut turut hadir pula Wakil Bupati Pubalingga, Dyah Hayuning Pratiwi. Beliau menyampaikan Purbalingga sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Di samping itu, Tiwi juga memberikan apresiasi yang besar kepada MG Jateng yang mau terjun langsung ke Desa.
“Saya bangga sama anak-anak muda ini, semoga programnya tidak berhenti sampai sini saja, tapi ada dampak positifnya di kemudian hari. Kabupaten Purbalingga jauh dari mana-mana, tapi sebentar lagi akan dibangun bandara di sini. Kita sekarang peringkat ke-4 di Jawa tengah dari jumlah banyaknya wisatawan, selain batik kita juga memproduksi bulu mata dan knalpot yang sudah dikenal di mancanegara,” papar Tiwi.
Raeni selaku Ketua MG Jateng merasa kaget dengan antusias warga setempat yang luar biasa. “Saya mengajak para pemuda setempat untuk ikut serta membangun daerah serta memotivasi mereka agar tidak mengesampingkan pendidikan, karena pendidikan merupakan akar dari kesuksesan bangsa.” kata gadis anak mantan tukang becak, yang tahun ini akan melanjutkan kuliah S3 nya di Inggris tersebut.
Dalam acara yang mengangkat tema Sinergi, Kolaborasi dan Aksi ini, hadir pula Greget Kalla Buana, dari United Nations Development Program (UNDP) yang memberikan pengarahan kepada para pengrajin batik, agar tetap mempertahankan identitas produknya, namun tetap mengikuti zaman serta tren generasi milenial dari segi barang maupun pemasaran.
“Motif batik lawa yang menjadi ciri khas batik tulis bapak dan ibu perlu diperkuat, agar orang mudah kenal, kalau cara pemasarannya nanti bisa tanya ke anak-anak muda yang datang ke sini (red: MG Jateng), tagih janjinya, jangan hanya ada sekarang terus tidak dilanjutkan dengan follow up”, pungkasnya.
Batik yang merupakan warisan budaya Indonesia, telah diakui dunia melalui UNESCO, namun hanya beberapa kota di Indonesia, yang karya batiknya telah dikenal luas, sebagian lagi masih dalam tahap pembinaan, salah satunya batik tulis Purbalingga. Meskipun kualitas batiknya tidak kalah dengan daerah lainnya, tetapi pemarasan masih menjadi salah satu kendala.
Melaui program ini, pembicara dari Gapura Digital, yang diwakili oleh Farizan dan tim, memberikan workshop kepada para pembatik. Mereka diajarkan untuk memasarkan produknya dengan digital agar para peminat yang hendak membeli, dapat menemukan secara mudah batik-batik tersebut, tanpa perlu modal yang besar guna membangun toko di pusat kota.
Selain itu, acara ini dihadiri pula Camat, Kepala Desa, karang taruna setempat, serta para panitia yang merupakan awardee LPDP Jateng yang datang langsung dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Jogja, Semarang dan sekitarnya.
Sehari sebelum acara Launching Muda Berprestasi ini, diawali dengan motivasi dari alumni LPDP yang telah sukses yaitu Vidya Spaey. Gadis yang aktif membangun desa-desa ini membagikan ilmunya kepada anggota MG Jateng mengenai seni dalam bernegosiasi.
MG Jateng mengangkat tagline, Connect, Empower, Impact. Sebagai organisasi yang baru dirintis, acara ini dapat membuktikan proses dalam memberikan dampak positif pada dunia sosial kemasyarakatan. (PI-9)